Minggu, 20 Januari 2013

Perbedaan Honda CBR150R dibanding CB150R

Posted by iwanbanaran in Honda, Otomotif.
Tags: ,
trackback

IMG_5024Banyak yang penasaran apa aja sih yang berbeda antara siStreet Fire dibanding kakaknya…CBR150R. Klaim engine yang sama plek membuat semua orang berasumsi bahwa CB150R hanyalah versi downgrade dari CBR150R. Nah…mumpung bertemu dengan pak Edhi yang lagi datang keYogya, beliau akhirnya secara gamblang memberikan presentasi khusus guna memberikan pencerahan similar/unsimilar kedua motorsport. Berikut penjelasannya…..
Body frame
IMG_4985 IMG_4989 Jelas secara kasat mata keduanya menganut tipe sasis berbeda. Jika CBR dibekali tipe Twin tube atau dikenal deltabox, maka CB diamond steel frame/trellis type. Dua-duanya mempunyai keunggulan sebab sifatnya yang rigid. Bahkan untuk CB, sasis disinyalir lebih enteng dibanding CBR150. Tidak heran bobot begitu ringan yakni hanya 122kg
Desain bodyIMG_4991IMG_4997

Suspensi belakangIMG_4993
Untuk hal ini….CB150R sedikit unggul dibanding CBR150 karena sudah dicangkokin sistem Pro-Link. Keunggulannya bantingan lebih lembut dan daya redam terhadap benturan roda keaspal terkontrol dengan baik. Efeknya….pengendara tidak mudah tergoncang akibat jalanan rusak atau berlubang. Begitu pula handling…..CB150R akan anteng walau pada prakteknya sifairing masih unggul dimata IWB. Bisa jadi akibat kombinasi ban gambot serta  kehandalan sasis deltabox….
PGM FIIMG_4996
CBR150R mempunyai O2 sensor sedang CB150R tidak. Tapi untuk PGM-FI….sinaked merupakan generasi baru (step 4) sementara sifairing step 3. Lho opo bedanya??. Disinyalir sami mawon. Hanya sebutan untuk menunjukkan versi saja….
SaklarIMG_4998
Dua-duanya tidak dibekali pass switch lamp atau lampu tembak. Alasannya motor merupakan AHO sistem…so tidak perlu perangkat tersebut. Secara pribadi IWB memang sedikit kurang setuju sebab dengan adanya pass switch lamp akan mempersingkat atau mempercepat respon ketimbang hanya mengandalkan tombol high beam atau lampu jauh.
Regulator rectiferIMG_5001
Ukuran regulator CB150R lebih mungil. Hal ini dikarenakan sinaked bike dibekali kick starter. Kemudian untuk setingan idle atau langsam. CBR150R sudah auto menyesuaikan kondisi sedang CB masih manual (awal setingan saja)
Camshaft dan kick starterIMG_5003
CB150 dibekali kick starter sedang CBR150 hanya electric. Selain itu, untuk camsaft serta derajat pengapian dimapping ulang menyesuaikan karakter CB150R yang lebih torqy
Silinder head dan cover crankIMG_5002IMG_5005
Sebagai kompensasi hilangnya O2 sensor, AHM menggantinya dengan SASS (scondary air system suply) yang dipasang pada silinder head CB150R. Untuk komponen ini CBR150R tidak ada. Begitu pula cover crack engine….keduanya sedikit berbeda.
Nah…itulah perbedaan yang bisa digali antar kedua produk. Mungkin hanya ukuran gear yang tidak dimasukkan diatas yakni 15 depan dan 43 belakang (CBR150R) sementara 15 depan dan 45 belakang sang Street Fire. Sudah cukup jelas bukan? Pilih mana nih CB150R atau CBR150R???

Suarez Tak Berhenti Berbuat "Dosa" di Inggris

Musim lalu, tindakan rasial Luis Suarez diganjar hukuman berat


Luis Suarez (REUTERS/Phil Noble)
VIVAbola - Musim lalu, tindakan rasial Luis Suarez di pentas Premier League diganjar hukuman berat. Ternyata, musim ini, Suarez belum kapok.
Pemain internasional Uruguay itu bergabung ke Liverpool pada Januari 2011. The Reds berharap pemain bernama lengkap Luis Alberto Suarez Diaz itu bisa menjadi pengganti sepadan bagi Fernando Torres yang memilih hijrah ke Chelsea. Harapan Liverpool terhadap pemain kelahiran Salto, Uruguay itu tidak sia-sia.

Datang dengan nilai transfer £22.8 juta (sempat menjadi pembelian termahal Liverpool sebelum transfer Andy Carrol sebesar £35 juta), Suarez mampu menjadi mesin gol The Reds. Tidak butuh waktu lama bagi El Pistolero untuk beradaptasi dengan kerasnya Premier League.

Mantan pemain Groningen dan Ajax Amsterdam itu bahkan menyumbangkan satu gol kemenangan di debut bersama Liverpool pada 2 Februari 2011. Meski memulai laga dari bangku cadangan, Suarez mencetak gol kedua Liverpool saat menaklukkan Stoke City 2-0.

Selama dua tahun mengenakan kostum Liverpool, Suarez sukses membukukan 40 gol, 21 assist dari 81 pertandingan. Beberapa golnya bahkan dicetak melalui aksi fantastis striker kelas dunia. Salah satunya ketika dia membantu timnya bermain imbang 1-1 dengan Newcastle pada awal November 2012 lalu.

The Reds yang sempat tertinggal di penghujung babak pertama, mampu menyamakan kedudukan di menit 67 lewat gol cantik Suarez yang mampu mengontrol umpan panjang dari rekannya dengan dada. Selanjutnya, dia mengecoh kiper lawan sebelum menyontek bola ke gawang.

"Dia mencetak gol yang sulit dipercaya. Dia bisa mengontrol bola hasil umpan panjang dengan teknik yang dia miliki. Selanjutnya dia membawa bola dengan teknik berkelas untuk diceploskan ke gawang lawan," puji legenda Liverpool, Charlie Adam.

Namun, bersamaan dengan penampilan apiknya, Suarez juga kerap meramaikan berita di media massa dengan sejumlah aksi kontroversialnya. Sebab, dia kerap melakukan berbagai cara demi meraih keuntungan untuk timnya. Seperti melakukan diving dan mencetak gol dengan sentuhan tangan.

2 Aksi Kontroversial di Musim Ini
Sedikitnya, ada dua aksi kontroversial yang dilakukan Suarez sepanjang musim ini. Pertama terjadi saat Liverpool melawan Stoke City pada Oktober 2012 lalu. Dalam laga yang berkesudahan tanpa gol itu, Suarez dikritik karena dianggap melakukan diving.

Sempat bungkam beberapa bulan, Suarez akhirnya buka mulut dan mengakui aksi memalukan tersebut. "Saya dituduh curang dengan menjatuhkan diri. Saya membenarkan. Saya ingin memberikan kemenangan buat Liverpool. Namun, kemudian saya menyesalinya," ungkap Suarez.

Pengakuan 'dosa' striker asal Uruguay tersebut membuat kubu The Reds, terutama manajer Brendan Rodgers gusar. Mantan manajer Swansea City itu menilai Suarez telah melakukan kesalahan dan akan memanggilnya untuk berbicara empat mata.

"Itu sebuah kesalahan dan tidak bisa diterima. Saya harus bicara dengan Suarez serta mendiskusikannya secara internal," kata Rodgers dikutip Sky Sports. Rodgers pantas malu, sebab awalnya dia mati-matian membela Suarez sebelum pengakuan ini.

Sementara itu, dosa kedua Suarez terjadi pada Senin awal pekan lalu. Suarez menggunakan tangan sebelum mencetak gol sekaligus mengunci kemenangan 2-1 Liverpool atas klub nonliga, Mansfield Town dalam lanjutan babak ketiga Piala FA. Tapi, untuk kejadian yang satu ini dia enggan disalahkan.

Pemain 25 tahun itu menyatakan dalam kasus itu merupakan korban pemberitaan media massa yang terlalu membesarkan setiap masalah yang menimpanya. "Bola mengenai tangan saya secara tidak sengaja. Orang-orang lalu mengkritik karena saya kemudian mencium tangan saat merayakan gol," kata Suarez.

"Media selalu membesarkan masalah yang saya hadapi demi keuntungan mereka. Sekarang saya katakan, sebaiknya mereka lebih sering membahas soal sepakbola sepenuhnya dan bukan hal-hal lain di luar itu," keluh Suarez.

Namun, apapun itu, aksi kontroversial yang kerap dilakukan Suarez mendapat sorotan dari para lawan. Salah satunya dari Manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson yang mengaku khawatir timnya bakal menjadi korban "aksi curang" Suarez jika kedua tim bersua.

"Saya pikir anak itu sarat dengan kontroversi. Saya tidak tahu apakah dia menikmatinya atau tidak. Tapi, ini sesuatu yang tidak kami inginkan terjadi pada kami," kata Ferguson.
Dari Gigit Pemain Hingga Aksi Rasis
Dua aksi kontroversial ini bukanlah yang pertama di sepanjang karier sepakbola Suarez. Saat masih membela Ajax Amsterdam, Suarez pernah menggigit bahu pemain PSV Eindhoven, Otman Bakkal saat kedua tim bersua pada 2010 silam. Komisi Disiplin Federasi Sepakbola Belanda (KNVB) memutuskan untuk menskors Suarez dalam tujuh pertandingan.

Selain itu, Suarez juga menjadi musuh nomor satu publik Ghana setelah dengan sengaja menggagalkan bola yang hampir pasti masuk ke gawang Uruguay dengan tangannya di Piala Dunia 2010 lalu. Meski Suarez diusir wasit, Ghana gagal mencetak gol tambahan karena penalti striker Ghana, Asamoah Gyan membentur mistar.

Suarez tidak kapok untuk berulah. Pada laga Liverpool kontra Fulham pada Desember 2011 silam, Suarez mengacungkan jari tengah kepada publik Fulham yang memang meneriakinya sepanjang laga. Komite Disiplin FA dengan tegas menjatuhi Suarez sanksi larangan tampil satu laga plus denda £20.000.

Namun, dari kesemuanya, aksi kontroversial Suarez yang paling mengundang perhatian publik dan berbuah sanksi berat adalah ketika dianggap melakukan aksi rasisme terhadap bek MU, Patrice Evra dalam laga Liverpool kontra MU di Anfield, 15 Oktober 2011.

Evra mendapat ucapan rasis dari mantan pemain Ajax tersebut lebih dari 10 kali sepanjang laga berlangsung. Pada 20 Desember 2011, FA pun memutuskan Suarez bersalah dan dijatuhi larangan tampil pada delapan laga Liverpool, plus denda Rp559 juta.

Suarez pun menunjukkan kekecewaannya terhadap sanksi itu dengan tidak membalas ajakan jabat tangan Evra jelang laga MU kontra Liverpool pada 11 Februari 2012 lalu. Sikap tak terpuji Suarez dibalas rekan setim Evra, Rio Ferdinand yang menolak berjabat tangan dengan striker Uruguay itu.
Musim ini baru separuh jalan, dan Suarez kembali berulah. Tampaknya, El Pistolero akan terus menebar sensasi di Inggris. (one)