Ferguson ketika itu masih 41 tahun dan belum terkenal.
VIVAbola - Manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson sudah menjadi momok menakutkan bagi Real Madrid
sejak 1983. Ketika itu, Ferguson yang masih menangani Aberdeen berhasil
mengalahkan Madrid yang lebih difavoritkan di final Piala Winners.Pada pertandingan yang berlangsung di Gothenburg, Swedia, 11 Mei 1983, Ferguson bukanlah nama yang populer ketika itu. Terlebih, Aberdeen merupakan klub Skotlandia satu kelas di bawah Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers.
Ferguson ketika itu masih berusia 41 tahun dan belum mendapat gelar OBE, CBE dan Knight Bachelor. Tapi, Ferguson sudah akrab disapa Fergie dan terkenal dengan sikap temperamennya.
Madrid yang ketika itu dilatih Alfredo Di Stefano, lebih difavoritkan pada final melawan Aberdeen. Mengandalkan pemain-pemain seperti Jose Antonio Camacho, Ricardo Gallego, Uli Stielike, Juanito Gonzalez dan Carlos Santillana, Los Blancos pantas diunggulkan.
Tapi, di luar dugaan Madrid kalah 1-2 lewat babak tambahan melalui gol John Hewiit. Aberdeen unggul lebih dulu melalui gol Eric Black, sebelum Madrid menyamakan kedudukan melalui penalti Juanito.
"Akhirnya saya melakukan sesuatu yang berharga dalam hidup saya. Sekarang saya bisa mengatakan bahwa hidup saya sudah memiliki arti," ujar Ferguson usai mengalahkan Madrid seperti dilansir Marca.Kemenangan atas Madrid menjadi titik balik kesuksesan karier Ferguson. Tiga tahun kemudian, pada 6 November 1986, Ferguson ditunjuk sebagai pelatih MU menggantikan Ron Atkinson.
Sayang, dari empat pertemuan selanjutnya melawan Madrid, Ferguson hanya mampu meraih satu kemenangan. Terakhir, Ferguson meraih kemenangan 4-3 atas El Merengues pada leg 2 perempat final Liga Champions 2002/2003. (one)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar